Allow, bertemu kembali, pada kali ini akan membawakan mengenai kelebihan laravel dibanding codeigniter Laravel vs Codeigniter, php framework mana yang lebih baik? simak selengkapnya
Tahun 2018 ini PHP lagi menjadi bahasa pemrograman web yang amat banyak dipakai. Untuk mempercepat cara development alangkah baiknya jika saya memakai PHP framework dibandingkan dengan membuat base code dari PHP native. Kita akan berbalah celah Laravel dengan Codeigniter atau saya akan panggil CI. Apa sahaja ekses dan kekurangan dari per framework ini. Lalu menyimpulkan mana yang bertambah klop saya gunakan buat projek saya nanti. Kita amat-amati dulu analogi Laravel vs CI dari google trend. Adapun batasan-batasan yang akan saya bahas celah asing soal: Ci mula-mula kali di buat tarikh 2006. Kurang bertambah tarikh 2018 ini telah berumur 12 tahun. Waktu 12 tarikh terbilang telah layak matang buat ukuran sebuah PHP Framework. Tapi development CI sempat melambat dan stuck di versi 2.x dalam waktu yang lama. Baru di tarikh 2015 rilis versi 3.x dan akibatnya bulan September 2018 telah rilis versi 4 tetapi lagi alpa. Dari changelog versi 4, CI sepertinya berbenah banyak di sekalian bidang kode. Misalnya mulai implementasi composer dan CLI. Apakah akan meniru Laravel? 😀 Di Indonesia sendiri CI terbilang framework yang termasuk amat banyak digunakan, jua di Asia Selatan. Framework yang layak senior. Konsep MVC yang mudah dimengerti programmer baru Kebebasan dalam penulisan kode Kemudahan Instalasi Update yang jarang Belum mendukung template engine. Susah buat integrasi dengan plugin atau package pihak ketiga. Dukungan Database yang layak terbatas. Dukungan buat API yang kurang. Belum Sepenuhnya mendukung PHP7 Sekarang saya akan berbalah tentang Laravel. Laravel mula-mula kali dirilis tarikh 2011 oleh Taylor Otwell. Umurnya jauh bertambah anak muda dari CI tetapi dalam waktu kelak Laravel telah menjadi framework yang amat populer. Disini abdi tidak akan agak-agih berjarak lebar tentang laravel karena abdi telah agak-agih detailnya pada artikel perkenalan dengan laravel. Bagi yang belum melafalkan silahkan dibaca dulu agar bertambah mengenal laravel. Satu karakteristik yang menarik dari Laravel adalah adanya Artisan. Artisan adalah sebuah command line yang mampu mempercepat cara development mulai dari membuat file route, migration, controller dan lainnya. Laravel telah menerapkan modern programming workflow dengan menerapkan tools-tools kekinian sehingga cara development menjadi bertambah mudah dan singkat bagai composer dan npm. Dokumentasi yang lengkap Dukungan komune yang besar Artisan CLI Dukungan Composer Dukungan Template Engine Mendukung buat semua jenis Database Update yang rutin dan ada TLS version Mendukung PHP7 Instalasi yang bertambah rumit. Proses berguru yang bertambah susah. Susah instalasi di shared hosting. Ukuran project yang layak besar. Nah dari per analogi di atas, abdi bisa simpulkan beberapa hal tentang mau memastikan Laravel atau CI, Jadi itulah analogi celah Laravel dan CI menurut admin. Semoga bisa melepaskan pencerahan buat teman-teman dalam memastikan framework yang cocok. Ingat saja, framework akan berfungsi dengan maksimal jika kalian kepunyaan system design yang bagus dan tentu ditunjang oleh peladen yang bagus juga. Selamat memilih! Please follow and like us:Lalu mau pilih framework yang mana?
Umur framework yang telah layak durasi yang berarti semakin banyak dukungan komune jika kamu mengalami kendala dalam cara development bagai di Stackoveflow
Untuk yang mau berguru konsep MVC, CI terbilang bertambah mudah dipelajari dibandingkan dengan Laravel. Tapi pada versi 3.x, Codeigniter mulai bertambah ketat dalam aplikasi MVC dibandingkan dengan versi 2.x
CI versi 2.x dan 3.x belum ada template engine. Sisi positifnya kamu bebas memakai php code di semua view projek CI yang kamu buat secara melantas walaupun konsekuensinya kode kamu jadi kurang rapi.
Instalasi yang mudah. Kamu bisa melantas mendownload base code CI dan menaruhnya di web peladen dan web aplikasi telah siap di running.
CI sempat mengalami macet update di versi 2.x walaupun sekarang developmentnya telah dikebut buat memasuki versi 4. Ini artinya siap banyak sekali website yang lagi memakai versi 2.x dan tentu buat upgrade ke versi 3 atau 4 harus banyak memperbaiki kode website kamu.
Template engine membolehkan frontend developer buat bertambah mudah dalam development karena tidak harus kudu tahu sintak-sintak PHP. Karena CI belum ada template engine bagai Blade pada Laravel. Maka kamu kudu menaruh potongan-potongan kode php secara langsung. Selain kudu mengerti PHP, tentunya kodenya jadi bertambah berantakan.
Di versi 2 dan 3, CI belum mengimplementasikan composer buat package management dari pihak ketiga. Jadi kalau mau makan package kudu mendownload dan meng-include package tersebut secara manual.
Database yang didukung CI secara melantas yaitu MySQL dan PostgreSQL. Jika kamu ingin memakai database bagai andaikan Mongo, tentu agak berabe karena CI belum mendukung composer. Jadi kudu dicopy manual.
CI belum sepenuhnya mendukung buat API development. Di CI jua belum siap middleware sehingga harus usaha bertambah jika kamu ingin develop API dengan CI
Versi PHP yang dibutuhkan CI khususnya versi 2.x dan 3x dalah versi yang telah layak durasi bagai versi dibawah 5.6. Sedangkan PHP sekarang telah ke versi 7 dan tentu disarankan buat makan versi 7. Tentu jika kamu ingin menikmati update PHP7, sepertinya kamu tidak bisa memakai CI kecuali jika nanti versi 4 telah direlase yang tentu mentargetkan PHP versi 7.
Kepopuleran Laravel didukung dengan pemilihan yang ditulis dengan sangat bagus dan mudah dimengerti. Kamu bisa mendapatkan hampir semua contoh implementasi fitur-fitur laravel di dalam pemilihan ini. Jika kamu alpa membaca, kamu jua bisa mendatangi situs Laracast buat melihat bimbingan dalam aliran video yang sangat mudah dimengerti.
Populer berarti banyak anak Adam yang memakai Laravel. Ini artinya jika kamu siap masalah, sangat mudah menemukan solusinya di internet bagai di situs stackoverflow ataupun melantas di forum laravel.
Seperti namanya, framework for web artisan, Laravel hadir dengan command line tools yang sangat memudahkan kamu mulai dari setup project, setup database, membuat file model dan controller, membuat queue dan banyak lagi. Jadi dengan sebuah command sahaja alkisah artisan akan meng-generate file yang kamu mau secara otomatis.
Dengan adanya composer, kamu dengan mudah mengimplementasikan package dari pihak asing ke dalam projek kamu tanpa ribet. Dengan karakteristik autoloading dari composer, alkisah class-class dari package asing bisa dipanggil secara melantas tanpa include file secara manual.
Laravel ada template engine bernama Blade dan jua mendukung template asing bagai Twig. Seperti dibahas sebelumnya, dengan Blade, Frontend developer tidak kudu berguru PHP secara langsung. Blade templating jua memudahkan kamu buat memakai ulang beberapa template di template lainnya dengan konsep section. Jadi cara development tentu menjadi semakin cepat dan berdaya guna dan bisa tergarap oleh banyak tim.
Laravel ada ORM sendiri dengan asma Eloquent. Dengan ini kamu bisa dengan mudah melakukan CURD pada model tanpa kudu memahat query sql secara lengkap. Berpidah dari 1 jenis database ke database lainnya jua sangat mudah dengan cuma mengupdate config file.
Saat artikel ini ditulis laravel telah berada di versi 5.7. Laravel merupakan salah satu PHP Framework yang ada update yang lumayan cepat. Ini berarti masa depan Laravel masing berjarak dan tentunya di setiap update yang amat aktual akan perbaikan-perbaikan yang membuat framework ini menjadi bertambah baik. Jika kamu mau memakai versi yang stabil, alkisah dapat memastikan versi TLS dengan dukungan update yang lama.
Di terbaru 5.x, Laravel ada minimum requirement PHP7. Ini berarti laravel telah secara asak mendukung semua fitur-fitur PHP7. Dengan PHP 7 webiste menjadi 2x bertambah cepat dari PHP5.x dan memory usage yg bertambah alit 50%
Dibandingkan dengan CI, Instalasi laravel kudu memakai composer yang artinya kamu butuh koneksi internet saat cara instalasi berlangsung. Tapi kamu lagi bisa mengcopy project laravel dari komputer jinjing lainnya tanpa kudu menggukan composer.
Dibandingkan dengan CI, Laravel menerapakan konsep clean code. Artinya jika kamu tidak teradat dengan konsep MVC yang terstruktur, tentu kamu kudu dipaksa buat mengikuti pola MVC dari laravel dengan bangun yang bertambah baik.
Tapi jika telah terbiasa, alkisah project kamu akan menjadi bertambah apik dan terstruktur.
Susah bukan berarti tidak bisa. Jika kamu ingin mengupload aplikasi Laravel ke shared hosting, kamu kudu menyesuaikan beberapa hal bagai public folder dan tentunya kamu tidak bisa memakai karakteristik artisan cli kecuali shared hosting kamu melepaskan akses ssh.
Laravel ada ukuran sekeliling 100-200MB saat mula-mula kali diinstall dan lagi bisa bertambah sesuai dengan package-package apa sahaja yang kamu install.
begitulah detil tentang Laravel vs Codeigniter, php framework mana yang lebih baik? semoga info ini menambah wawasan salam
Artikel ini diposting pada label , tanggal 04-08-2019, di kutip dari https://ngide.net/posts/laravel-vs-codeigniter-php-framework-mana-yang-lebih-baik
Post a Comment
Post a Comment