Hohoho, selamat siang, artikel ini akan membawakan tentang kelebihan menggunakan framework 7 Alasan Menggunakan Framework Laravel dibandingkan native PHP simak selengkapnya
Membuat aplikasi web yang berkualitas itu bukan aktivitas sederhana. Itu yang saya rasakan selama jumlah tahun ini mengeksplorasi profesi sebagai web developer.
Dari jumlah framework PHP yang sudah pernah saya pakai, pilihan saya anjlok ke Laravel (sebelumnya saya pernah memakai CodeIgniter, Yii dengan Zend). Saya rasa tak perlu dijelaskan kok saya memilih Laravel. Lebih apik Anda membaca beberapa keadaan yang saya pelajari ketika melacak Laravel. Mudah-mudahan dapat sesuatu.
Artikel ini, saya tujukan bagi web developer yang masih senang memakai PHP native atau membuat “framework” sendiri. Tulisan ini tak bermaksud menyalahkan pengguna PHP native, tapi bertambah ke menambah wawasan kok sebaiknya kita memakai framework PHP pada umumnya, dengan bertambah khususnya framework Laravel.
1. Menghindari repetitive work
Membangun berbagai karakteristik di website itu cukup memakan waktu. Apalgi jika kita membangunnya sendiri. Itulah sebabnya, dalam industri web itu siap yang namanya NIH (Not Invented Here). Jadi, buat jumlah karakteristik web, kita serahkan ke library asing yang bukan hasil bikinan kita.
Contoh sederhananya adalah karakteristik export excel. Fitur ini sangat sering saya temui dalam membuat website. Bisa sahaja saya membuat library sendiri yang merubah file bacaan biasa jadi excel, tapi absolut memakan waktu. Oleh karena itu, karakteristik ini selalu saya percayakan ke library PHPExcel.
Laravel, bekerja di kaki (gunung) level library itu. Ia bekerja meng-abstraksi fitur-fitur native PHP. Banyak sekali contohnya, dari Session, Redirect, Autentikasi, Cache, Input, Lokalisasi, Routing, Database, Queue dengan sebagainya. Yang jika saya jelaskan semuanya bisa selesai satu buku.
Saya contohkan dengan Routing. Dalam mengembangkan aplikasi PHP, absolut kita sering berurusan dengan URL. Yang amat sederhana, adalah kita membuat subfolder dengan berbagai file php di dalamnya. Misalnya:
index.php
/blog/index.php
/blog/berita/index.php
/blog/kategori/index.php
/kontak.phpdst..
Tentunya, cara bagai ini tak ampuh buat dilakukan buat aplikasi yang besar. Karena, kita tak akan adicita bangun URL di website yang dibangun minus melihat isi tiap foldernya.
Teknik asing dalam routing ini adalah dengan memakai pattern Front Controller. Jika Anda belum paham, pattern ini memungkinkan kita membuat sebuah aplikasi PHP dengan url yang berbelit-belit tapi hanya memiliki ahad file index. Pattern ini sangat sering ditemui di berbagai CMS populer andaikan wordpress.
Untuk membentuk pattern ini, siap cukup banyak keadaan yang harus Anda lakukan dari membuat logic batas controller dengan setup url writing di web server (misalnya dengan .htaccess di apache). Kalau mau coba buat sendiri, silahkan pelajari tutorial di sitepoint ini.
Routing di Laravel akan memudahkan developer membuat aplikasi dengan pattern Front Controller. Routing Laravel menduga mengabstraksi karakteristik URL di PHP buat melaksanakan keadaan dasar ini. Contoh sederhananya, jika kita ingin membentuk URL bagai diatas, kita cukup memadatkan file routes.php dengan:
Route::get('/', ...);
Route::get('blog/blog-title?', ...);
Route::get('blog/berita/id?', ...);
Route::get('blog/kategori/id?', ...);
Route::get('kontak', ...);dst...
Dengan cara ini, siap jumlah keuntungan:
- Untuk menambah/mengubah/menghaps URL, kita cukup memodifikasi file routes.php.
- Untuk melihat route apa sahaja yang ada di aplikasi, kita pun cukup membuka file routes.php.
Bahkan Laravel menyediakan karakteristik buat melihat sarwa route dengan ahad perintah, adalah php artisan routes. Ini alpa ahad sampel outputnya:
Tuh kan, Anda dapat melantas fasih URL apa sahaja yang ada di aplikasi ini.. ☺
2. Security
Bagi saya, keamanan aplikasi melahirkan nomor ahad dalam mengembangkan website. Terlebih jika website tersebut menyimpan banyak bahan yang sangat penting.
Keamanan melahirkan keadaan yang terus berkembang. Riset terus dilakukan. Tiap musim celah baru ditemukan. Begitupun dengan penutup celahnya.
Mengikuti perkembangan keamanan aplikasi PHP, andaikan di phpsec, exploit-db, sensiolabs security, dsb bisa cukup melelahkan dengan menyita waktu. Apalagi bagi seorang single fighter developer, udah capek bikin website, tambah capek berulang ketika websitenya di hack. Sakitnya tuh, disini, disini, disini... :D
Saya sendiri ketika masih jadi ajudan di Unpad, pernah menguji aplikasi yang dibuat oleh siswa dengan melaksanakan SQL Injection. Dan hasilnya, cukup lumayan, saya dapat login ke aplikasi mengatur minus melihat username dengan passwordnya.. ☺
Laravel dengan komunitasnya, hadir meyakinkan alas dari aplikasi yang kita bangkit amat aman dari bab security dasar bagai ini. Dari mulai penjagaan csrf, autentikasi, sanitasi data, validasi bahan dsb menduga dilakukan oleh framework Laravel. Semuanya itu kita dapat dengan gratis.
Sekiranya siap lubang keamanan di framework ini, tentu akan banyak developer asing yang tahu. Dan, penutup celah keamanan ini akan segera dirilis. Misalnya bagai celah keamanan ini. Untuk menutup celah ini, saya tinggal mengupdate versi laravel ke versi terbaru. Selesai.
3. Quality
Sebagaimana saya jelaskan di dot 2. Laravel akan jadi alas dari aplikasi yang kita bangun. Jika kita hendak membentuk rumah, tentunya alas yang kokoh dengan kuat akan menopang rumah yang besar. Bahkan, bangunan penggaru langit sekalipun bisa dibangun diatasnya.
Yap, begitulah Laravel. Dimulai dari standar code yang mengikuti PSR0 dengan PSR1. Begitupun dengan syntax dari framework ini, siap ratusan test yang berjalan ketika sebuah syntax baru dimasukkan ke dalam framework ini. Jadi, kita bisa meyakinkan bahwa framework ini amat solid dengan aman. Siap jadi alas dari aplikasi kita, sebesar dengan sekompleks apapun.
4. Memudahkan Teamwork
Alasan ini saya tujukan bagi Anda yang membuat framework sendiri. Saya ingin menantang Anda, seberapa acap developer yang baru melacak framework yang Anda buat?
Tentunya, absolut beragam. Tergantung seberapa berbelit-belit bangun framework yang Anda buat dengan seberapa afdal dokumentasinya. Belum berulang Anda akan direpotkan ketika developer baru tersebut mendapatkan sebuah karakteristik yang tak dijelaskan di dokumentasi. Mencari di google pun di ngga akan ketemu, sekiranya framework ini hanya Anda gunakan di internal kantor (bukan opensource).
Berbeda kasusnya dengan memakai Laravel. Jika siap developer baru yang masuk ke project, beliau cukup melacak dokumentasi resmi Laravel. Ini akan sangat menghemat waktu. Bahkan, siap penulis buku yang berani menjamin Anda paham Laravel dalam seminggu. (oke, itu saya, hahaha :D )
Suatu saat beliau menemukan karakteristik yang tak dipahami dari Laravel, beliau cukup buka google dengan osean informasi akan ada menghampirinya. Ada pula forum resmi maupun tidak resmi yang siap menjawab pertanyaannya. Simple kan?
Yap, memang siap kepuasan distingtif ketika kita membuat framework sendiri. Tapi ingat, framework yang solid itu tak hanya dibangun dari codebase yang berbelit-belit dengan bangun yang berlapis-lapis. Tapi, ditambah pula dengan dokumentasi yang afdal dengan codebase yang selalu diaudit dari berbagai bab keamanan dengan performa.
Saran saya, buat aktivitas yang akan tergarap oleh banyak orang, mari kita turunkan kepribadian abdi kita dengan gunakan framework yang banyak digunakan anak Adam lain.
5. Interoperability
Jika Anda hendak membentuk aplikasi open source, Anda harus meyakinkan codebase yang digunakan dipahami oleh banyak orang. Dengan begitu, akan bertambah banyak anak Adam yang akan berkontribusi di project tersebut.
Laravel dengan kemasyhuran dengan berbagai kelebihannnya menjawab bab itu. Dapat kita temui banyak project opensource memakai Laravel, andaikan Flarum, sebuah aplikasi badan yang dibangun diatas Laravel dengan EmberJS.
6. Hemat Biaya
Perlu saya jelaskan lagi?? Oke, ini jumlah keadaan yang akan mencabut biaya ketika Anda memakai PHP native atau membuat framework sendiri:
- Membuat dokumentasi penggunaan
- Membuat dokumentasi API framework
- Maintenance security
- Maintenance bug
- Maintenance performa
- dll.
7. Hemat Waktu
Dengan berbagai abstraksi yang dilakukan Laravel, Anda dapat bertambah fokus memikirkan logic bisnis dari aplikasi yang Anda buat.
Waktu Anda tak perlu berulang disia-siakan dengan mengurusi hal-hal dasar di PHP. Titik.
Tentunya, dari sarwa alasan diatas, pilihan tetap sahaja anjlok ke tangan Anda. Jika aplikasi yang dikembangkan sangat simple, tentunya aplikasi Laravel bisa overkill.
Yang saya pahami, aktivitas web developer itu unik. Berbeda dengan aktivitas asing yang cenderung stabil. Menjadi web developer harus siap melacak berbagai keadaan baru. Apa, bagaimana dengan kenapa-nya ketika kita membuat web bisa berubah dalam hitungan bulan, bahkan minggu.
Popularitas Laravel dalam jumlah tahun ini menunjukkan siap “sesuatu” di framework ini yang bisa kita pelajari dengan manfaatkan. Sekiranya kita belum berminat buat menggunakannya di adam kerja, tak siap salahnya jika kita mempelajarinya. Banyak keadaan yang bisa kita pelajari, dari arsitekturnya, coding style, API-nya, dll. Bisa jadi, framework ini melahirkan jawaban dari do’a-do’a kita tentang berbagai keluhan ketika coding selama ini.. Dah..☺
begitulah penjelasan mengenai 7 Alasan Menggunakan Framework Laravel dibandingkan native PHP semoga artikel ini menambah wawasan terima kasih
Artikel ini diposting pada label kelebihan menggunakan framework, kelebihan menggunakan framework codeigniter, kelebihan utama menggunakan collection framework, , tanggal 04-08-2019, di kutip dari https://medium.com/laravel-indonesia/7-alasan-menggunakan-framework-laravel-dibandingkan-native-php-89462abd806
Post a Comment
Post a Comment