Ads 970x90

List Labels

iklan banner

Newsletter

12 Alasan Developer PHP Migrasi Ke Laravel Laravel Vs Native

Post a Comment

12 Alasan Developer PHP Migrasi ke Laravel

Allow, bertemu kembali, di kesempatan akan menjelaskan mengenai laravel vs native 12 Alasan Developer PHP Migrasi ke Laravel simak selengkapnya 

Rahmat Awaludin

Tulisan ini buntut dari tulisan saya tentang mengapa lebih baik menggunakan Laravel dibanding PHP native. Mari saya amat-amati jumlah fitur Laravel yang cukup mengambil lever para developer PHP.

1) Authentication

Laravel kondusif authentikasi out-of-the-box. Pada saat saya mula-mula kali menginstal Laravel, buat membaca authentikasi saya cukup menjalankan php artisan migrate dengan php artisan make:auth. Dan, boom fitur authentikasi (login, register, lupa password dengan logout) bersama-sama bangun database telah di generate akibat Laravel.

Tentunya, amat mungkin alokasi saya buat melakukan modifikasi dari authentikasi ini agar sesuai dengan kebutuhan.

2) Testing

Laravel amat kondusif testing dalam pengembangan aplikasi. Secara default, Laravel menyediakan phpunit.xml yang mempersingkat tempo developer buat menyiapkan environment untuk testing. Laravel juga menyediakan generator buat membuat template testing.

Lebih jauh lagi, ada beraneka helper yang memudahkan saya melakukan testing (lebih tepatnya functional testing). Contoh syntax dari helper tersebut andaikan seperti ini:

$this->visit('/')->see('Laravel 5')->dontSee('Rails');

$this->visit('/')->click('About Us')->seePageIs('/about-us');

3) Routing

Routing itu teknik buat membangun URL di aplikasi. Routing di Laravel sederhana, flexibel tetapi ajek powerfull. Laravel kondusif pembuatan routing manual, andaikan seperti ini:

Route::get($uri, $callback);

Route::post($uri, $callback);

Route::put($uri, $callback);

Route::patch($uri, $callback);

Route::delete($uri, $callback);

Route::options($uri, $callback);

Maupun Restful routing dengan ahad alur syntax:

Route::resource($base_uri, $controller);

4) Database Migration

Pernah ngalamin develop dengan membuat bangun database manual dengan membagikan file dump sql ke anggota team? Repot kan?

Nah, di Laravel saya tidak harus melakukan keadaan seperti itu. Struktur database (bahkan sample data) dapat bersarang ke codebase. Hingga dengan ahad perintah:

php artisan migrate:refresh --seed

rekan ahad team saya bakal membaca bangun database dengan sample datanya. Tidak harus dump, drop dengan import sql manual.. :)

5) Eloquent ORM

Eloquent merupakan implementasi active record yang bakal memudahkan saya berinteraksi dengan database, lebih-lebih database relasional. Menggunakan Eloquent, saya tidak harus membuat join manual. Setiap table di database bakal ada acuan masing-masing. Untuk saban operasi CRUD ke database, saya cukup menggunakan acuan tersebut.

6) Homestead

Pernah kerja dengan team yang ada OS yang berbeda? Pernah mengalami kasus web jalan di laptop saya tetapi ngga jalan di laptop temen? Kalau sempat berarti saya seumuran.. #eh

Sory, sory, kalau sempat itu tandanya environment handai ahad team saya berbeda. Nah, homestead bakal membereskan masalah itu. Dengan homestead environment saban anggota team bakal selalu sama.

7) Query Builder

Terkadang Eloquent sahaja tidak cukup buat query yang amat kompleks. Tetapi, saya juga tidak ingin menggunakan raw sql. Nah, query builder solusinya. Dengan fitur ini, saya dapat membuat query yang cukup berbelit-belit tetapi ajek readable akibat programmer lain.

8) HTTP Middleware

Fitur ini bakal memudahkan saya buat menambahkan berbagai filter ke request yang bersarang ke aplikasi atau memodifikasi response yang diberikan ke user.

9) Artisan Console

Dengan artisan, saya dapat berinteraksi dengan Laravel menggunakan command line. Ini amat berguna saat development buat membuktikan berbagai logic bisnis dari aplikasi tanpa kudu membuka browser.

10) Caching

Laravel menyediakan API yang sama buat berbagai contoh backend caching. Beberapa backend caching yang didukung out-of-the-box oleh Laravel diantaranya Redis dengan Memcached.

11) Blade Template

Blade adalah salah ahad templating engine yang sederhana namun ajek powerfull di PHP. Tentunya, Laravel tidak membendung saya buat menggunakan PHP biasa buat membuat view. Tapi, menggunakan Blade bangun dari view saya bakal bertambah rapi.

12) Filesystem / Cloud Storage

Seperti caching, Laravel menyediakan API yang sama buat berbagai provider cloud storage. Ini bakal amat memudahkan developer karena mereka tidak harus memikirkan API call yang berbeda dari tiap provider tersebut. Beberapa provider yang didukung ala native akibat Laravel diantarany local, Rackspacse Cloud Storage dengan Amazon S3.

Kesimpulan

Meluangkan tempo buat melacak Laravel merupakan alternatif tepat. Banyak perusahaan yang telah mengambil Laravel. Tentunya, lowongan kerja buat skill Laravel bakal encer ditemukan. Selamat belajar!


Sekian penjelasan tentang 12 Alasan Developer PHP Migrasi ke Laravel semoga info ini bermanfaat terima kasih

tulisan ini diposting pada kategori laravel vs native, laravel vs react native, laravel and nativescript, , tanggal 04-08-2019, di kutip dari https://medium.com/laravel-indonesia/12-alasan-developer-php-migrasi-ke-laravel-3e2ad739baa7

Related Posts

Post a Comment