Allow, bertemu kembali, di kesempatan akan menjelaskan mengenai laravel vs native 12 Alasan Developer PHP Migrasi ke Laravel simak selengkapnya
Tulisan ini buntut dari tulisan saya tentang mengapa lebih baik menggunakan Laravel dibanding PHP native. Mari saya amat-amati jumlah fitur Laravel yang cukup mengambil lever para developer PHP.
1) Authentication
Laravel kondusif authentikasi out-of-the-box. Pada saat saya mula-mula kali menginstal Laravel, buat membaca authentikasi saya cukup menjalankan php artisan migrate dengan php artisan make:auth. Dan, boom fitur authentikasi (login, register, lupa password dengan logout) bersama-sama bangun database telah di generate akibat Laravel.
Tentunya, amat mungkin alokasi saya buat melakukan modifikasi dari authentikasi ini agar sesuai dengan kebutuhan.
2) Testing
Laravel amat kondusif testing dalam pengembangan aplikasi. Secara default, Laravel menyediakan phpunit.xml yang mempersingkat tempo developer buat menyiapkan environment untuk testing. Laravel juga menyediakan generator buat membuat template testing.
Lebih jauh lagi, ada beraneka helper yang memudahkan saya melakukan testing (lebih tepatnya functional testing). Contoh syntax dari helper tersebut andaikan seperti ini:
$this->visit('/')->see('Laravel 5')->dontSee('Rails');
$this->visit('/')->click('About Us')->seePageIs('/about-us');
3) Routing
Routing itu teknik buat membangun URL di aplikasi. Routing di Laravel sederhana, flexibel tetapi ajek powerfull. Laravel kondusif pembuatan routing manual, andaikan seperti ini:
Route::get($uri, $callback);
Route::post($uri, $callback);
Route::put($uri, $callback);
Route::patch($uri, $callback);
Route::delete($uri, $callback);
Route::options($uri, $callback);
Maupun Restful routing dengan ahad alur syntax:
Route::resource($base_uri, $controller);
4) Database Migration
Pernah ngalamin develop dengan membuat bangun database manual dengan membagikan file dump sql ke anggota team? Repot kan?
Nah, di Laravel saya tidak harus melakukan keadaan seperti itu. Struktur database (bahkan sample data) dapat bersarang ke codebase. Hingga dengan ahad perintah:
php artisan migrate:refresh --seed
rekan ahad team saya bakal membaca bangun database dengan sample datanya. Tidak harus dump, drop dengan import sql manual.. :)
5) Eloquent ORM
Eloquent merupakan implementasi active record yang bakal memudahkan saya berinteraksi dengan database, lebih-lebih database relasional. Menggunakan Eloquent, saya tidak harus membuat join manual. Setiap table di database bakal ada acuan masing-masing. Untuk saban operasi CRUD ke database, saya cukup menggunakan acuan tersebut.
6) Homestead
Pernah kerja dengan team yang ada OS yang berbeda? Pernah mengalami kasus web jalan di laptop saya tetapi ngga jalan di laptop temen? Kalau sempat berarti saya seumuran.. #eh
Sory, sory, kalau sempat itu tandanya environment handai ahad team saya berbeda. Nah, homestead bakal membereskan masalah itu. Dengan homestead environment saban anggota team bakal selalu sama.
7) Query Builder
Terkadang Eloquent sahaja tidak cukup buat query yang amat kompleks. Tetapi, saya juga tidak ingin menggunakan raw sql. Nah, query builder solusinya. Dengan fitur ini, saya dapat membuat query yang cukup berbelit-belit tetapi ajek readable akibat programmer lain.
8) HTTP Middleware
Fitur ini bakal memudahkan saya buat menambahkan berbagai filter ke request yang bersarang ke aplikasi atau memodifikasi response yang diberikan ke user.
9) Artisan Console
Dengan artisan, saya dapat berinteraksi dengan Laravel menggunakan command line. Ini amat berguna saat development buat membuktikan berbagai logic bisnis dari aplikasi tanpa kudu membuka browser.
10) Caching
Laravel menyediakan API yang sama buat berbagai contoh backend caching. Beberapa backend caching yang didukung out-of-the-box oleh Laravel diantaranya Redis dengan Memcached.
11) Blade Template
Blade adalah salah ahad templating engine yang sederhana namun ajek powerfull di PHP. Tentunya, Laravel tidak membendung saya buat menggunakan PHP biasa buat membuat view. Tapi, menggunakan Blade bangun dari view saya bakal bertambah rapi.
12) Filesystem / Cloud Storage
Seperti caching, Laravel menyediakan API yang sama buat berbagai provider cloud storage. Ini bakal amat memudahkan developer karena mereka tidak harus memikirkan API call yang berbeda dari tiap provider tersebut. Beberapa provider yang didukung ala native akibat Laravel diantarany local, Rackspacse Cloud Storage dengan Amazon S3.
Kesimpulan
Meluangkan tempo buat melacak Laravel merupakan alternatif tepat. Banyak perusahaan yang telah mengambil Laravel. Tentunya, lowongan kerja buat skill Laravel bakal encer ditemukan. Selamat belajar!
Sekian penjelasan tentang 12 Alasan Developer PHP Migrasi ke Laravel semoga info ini bermanfaat terima kasih
tulisan ini diposting pada kategori laravel vs native, laravel vs react native, laravel and nativescript, , tanggal 04-08-2019, di kutip dari https://medium.com/laravel-indonesia/12-alasan-developer-php-migrasi-ke-laravel-3e2ad739baa7
Post a Comment
Post a Comment