Hi, selamat malam, sesi kali ini akan membahas mengenai program laravel Manfaat Mempelajari Framework Laravel simak selengkapnya
Beberapa minggu ini abdi baru membereskan sebuah project web yang cukup besar untuk Save The Children. Ketika itu sedang booming framework PHP Laravel. Karena penasaran, akhirnya abdi coba juga framework yang satu ini.
Dimulai dari membaca beberapa tutorial singkat, nonton screencast dengan baca beberapa ebook tentang Laravel. Saya pelajari dari hierarki install hingga kelebihan-kelebihannya.
Ngga nyangka, ternyata, biarpun baru kenal, alih-alih abdi cepet amat sangat bikin website pake framework ini. Dulu juga sempat coba framework Code Igniter dengan Yii, tapi ngga secepat ini abdi memahami dengan mengimplementasikannya.
Tulisan ini untuk cakup kearifan yang abdi dapatkan kala mempelajari framework laravel, kedepannya akan ditambah lagi jika ada pelajaran asing yang abdi peroleh.
Composer itu package manager untuk PHP. Kalau dahulu ada PEAR. Saya baru faham pakai composer setelah berguru Laravel, alih-alih gamblang amat sangat andaikan butuh fitur baru untuk aplikasi yang sedang dibuat.
Sebelum abdi bikin sendiri logika untuk fitur tersebut, abdi cek dahulu di packagist. Kalau misal sudah sempat ada yang bikin, abdi bercokol imbuh di composer.json. Lakukan composer update, dan file tersebut terdownload. Keren!
Kalau dulu, abdi coding tuh tak terlalu memperhatikan ini. Kalau coding tuh biasa aja, tak terlalu memperhatikan apakah syntax yang kita buat bisa dibaca orang asing atau tidak. Tapi, setelah melihat contoh syntax Laravel, contohnya syntax untuk Eloquent ORM yang bagai ini..
Project::where('title', '=', 'Projek Bandung');
saya heran dengan syntaxnya yang gamblang amat sangat buat dibaca. Semenjak itulah, abdi selalu memperhatikan readability dari syntax yang abdi tulis.
Sebenarnya abdi sempat berguru corat-coret MVC waktu kuliah, tapi kurang sedemikian itu mengerti. Ketika mempelajari corat-coret view di Laravel, abdi perhatikan kenapa blade memaksakan untuk memajukan variable. Padahal di file blade itu, abdi bisa menggunakan <?php ?> kemudian membuat variable atau mengubah-ubah angka variable tersebut di View.
Barulah abdi sadar. Lha, ini kan view, fungsinya pasti cuman buat nampilin data, andaikan mau diproses dulu, proses di acuan atau di controller. Mulailah abdi bertambah faham dengan corat-coret MVC.
Saya kenal tentamen di PHP tuh, waktu berguru framework CI. Tapi, ngga sempat diaplikasikan. Maklum, ngga sempet.. hehehe..
Ketika di Laravel, abdi pelajari lagi corat-coret tentamen ini, khususnya abdi baca buku Laravel Testing Decoded karya om Jeffrey Way. Saya pelajari tuh berangkat dari Unit Test hingga Integration Test. Setelah baca buku ini, abdi baru sadar ternyataaaaaaa tentamen itu bena banget. Apalagi andaikan mau bikin aplikasi yang besar.
Bayangkan, andaikan aplikasi kita sudah besar dengan banyak sekali komponennya. Tanpa testing, setelah menambah fitur baru, pasti kita harus cek sarwa fitur yang telah ada sebelumnya SECARA MANUAL dengan itu ngerepotin banget.
Kalau abdi perhatikan dokumentasi laravel, contohnya di file app/routes.php anggapan di dokumentasinya itu adem buat dibaca. Dari situlah, abdi apa lagi paham bahwa sebuah acara yang baik, dokumentasinya juga harus mudah dipahami.
Konsep peninjuan database telah abdi pelajari sebelumnya di framework Yii. Tapi di Laravel, dengan syntaxnya yang mudah dibaca, abdi beres semakin paham dengan peninjuan database.
Fortrabbit. Saya berguru deployment pake git di server fortrabbit.
Ini abdi pelajari kita mempelajari controller dengan model. Barulah abdi faham, apa itu REST.
Fitur OOP ini sudah abdi kenal dari dulu, cuman ngga ngerti kapan harus mengimplementasikannya. Di Laravel, karena ada dependency injection, abdi apa lagi paham kapan dengan dimana harus pakai Interface.
Contoh sederhanya, dengan interface dengan dependency injeciton kita dapat merubah sumber bahan dari MySQL ke MongoDb tanpa harus merubah satu barispun syntax di controller.
Ini yang amat abdi demen. Di Laravel, abdi berguru beberapa Design Pattern dengan mengimplementasikannya langsung, andaikan dahulu di Yii abdi ngga sempet pelajari yang bagai ini. Baru ngerti sekarang, karena ‘dipaksa’ harus ngerti. Diantaranya:
- Dependency Injection/Inversion
- Facade
- Factory Pattern
- SRP (Single Responsibility Principle)
- DRY (Don’t Repeat Yourself)
- Open Closed Principle
Sekian keadaan yang abdi pelajari sampai detik ini dari framework Laravel, andaikan nanti ada lagi, abdi imbuh disini ya.. ☺
begitulah pembahasan tentang Manfaat Mempelajari Framework Laravel semoga tulisan ini menambah wawasan salam
tulisan ini diposting pada kategori program laravel, simple laravel program, program laravel adalah, , tanggal 04-08-2019, di kutip dari https://medium.com/laravel-indonesia/manfaat-mempelajari-framework-laravel-aa0029f2d291
Post a Comment
Post a Comment